JELAJAHPERKARA.COM || TOBASA-
Perjuangan panjang yang cukup melelahkan, tak membuat semangat kelompok Gerakan Tuntut Akta 54 (GTA54) pudar dan surut begitu saja.
GTA54 yang diketuai Firman Sinaga ini tampaknya tak terbendung lagi. Sebab mereka memperjuangkan hak masyarakat sekitar konsesi PT. Toba Pulp Lestari (TPL) di Kabupaten Toba Sumatera Utara, Minggu (18/4/2021).
GTA54 menuntut isi Surat Pernyataan PT TPL yang dikeluarkan sekitar 19 tahun silam pada Rabu 16 Oktober 2002 seluruhnya dipenuhi untuk kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.
Namun, kini masyarakat harus rela menelan pil pahit terhadap PT TPL, karena tidak melaksanakan seluruh isi Surat Pernyataan PT TPL yang jelas-jelas dibuat dan ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama yang kala itu dijabat oleh Dedy Susanto dan Wagimin Wongso.
Managamen PT.TPL justru memakai Akta 05 dan menolak memakai Akta 54 yang dinilai sebagai produk haram.
Kabarnya disaat penyusunan kedua akta itu, disebut-sebut ‘tidak pernah mengundang atau melibatkan masyarakat’, yang mestinya mereka dilibatkan duduk satu meja untuk mencapai suatu kesepakatan yang mengikat bagi semua pihak.
Ketua GTA54 Firman Sinaga kepada wartawan mengatakan, saat pulang dari Jakarta pada Minggu (28/3/2021), oknum PT.TPL inisial EP menyampaikan kepadanya, pejabat inisial JP ingin bertemu dengan pihaknya. Hal itu ditengarai setelah gagal permintaan oknum PT.TPL meminta bertemu untuk ‘berhori-hori dinding’ dengan pihaknya.
Permintaan JP untuk bertemu, direspon oleh GTA54, namun syaratnya harus bertemu di posko GTA54, dan bukan untuk ‘berhori-hori dinding’, serta lanjut Firman tidak ada penyuapan, tidak boleh membawa uang dan bukan pula untuk negosisasi, serta tidak ada niat-niat ‘jahat tertentu’.
“Saya mau bertemu hanya untuk mempermudah pencapaian kesepakatan pembahasan rumusan terjemahan Surat Pernyataan PT.TPL 16 Oktober 2002 dengan masyarakat (GTA54),” pungkas Firman Sinaga, Minggu (11/4/2021).
Firman juga berpesan kepada EP, agar disampaikan kepada JP, bahwa JP telah ‘tamat’. Kendati demikian GTA54 masih memberi satu kesempatan atau peluang, jika ia berniat baik mempengaruhi Managemen PT.TPL untuk secepatnya bersepakat dengan masyarakat.
Tetapi kata Firman, permintaan itupun sulit dipenuhi, dan kalau pihak PT.TPL berniat baik kenapa takut bertemu di Posko GTA54. Dan dikatakan EP membuat rencana untuk tidak perlu JP namun JS dan JW, dan itu urusan mereka dan bukan urusan GTA54.
Ditegaskan Firman, bahwa pihaknya tidak akan pernah meminta pertemuan dengan PT.TPL. “GTA54 akan terus menuntut hingga PT. TPL ‘menyerah’ dalam artian terjadi kesepakatan yang mengikat antara masyarakat dan PT. TPL sesuai poin-poin yang terkandung di dalam Surat Pernyataan tersebut,” tandasnya.
Firman Sinaga kembali menegaskan, sesuai permintaan agar pihaknya tak terpengaruh dari siapapun, sebelum ada kesepakatan antara masyarakat dan PT.TPL.
Kesepakatan yang dimaksud adalah pembahasan perumusan penterjemahan surat pernyataan PT.TPL 16 Oktober 2002 supaya menjadi kesepakatan yang mengikat antara masyarakat dengan PT. TPL.
Kembali kepermintaan diawal, GTA54 sempat menawarkan beberapa alternatif untuk dilakukan pertemuan, dan semua alternatif yang ditawarkan itu ditolak oleh pihak PT.TPL.
Alternatif pertama, meminta JS dan JP bertemu di Posko GTA54, namun alternatif itu ditolak utusan. Alternatif kedua, tidak dilakukan di posko GTA54, cukup hanya JW dengan pertemuan terbuka, namun ditolak juga oleh utusan.
Kemudian, alternatif ketiga, JP dan JS, pertemuan tertutup di suatu tempat, dengan syarat JP dan JS ‘dilucuti’, dan GTA54 sudah duluan tiba dilokasi pertemuan, dan mobil JP dan JS diparkir dikejauhan untuk menghindari ‘niat jahat’, artinya mereka harus steril.
Alternatif ketiga ini diterima utusan PT.TPL, namun GTA54 berencana secara rahasia meminta bantuan APH (Aparat Penegak Hukum), untuk memantau pertemuan di luar pengetahuan utusan.
Kemudian, utusan dari PT.TPL menyampaikan informasi bahwa pertemuan dinyatakan gagal. Namun, esok harinya para utusan PT. TPL diduga kepanasan.
Menurut Firman, pihaknya tidak pernah meminta pertemuan dengan PT. TPL. Permintaan pertemuan ujar Firman, ada pada EP atas permintaan JP sebagaimana disampaikan EP kepada dirinya.
Berhubung ada inisial nama JP dan JS yang belakangan diketahui, bahwa inisial nama tersebut merupakan pejabat penting di perusahaan PT.Toba Pulp Lestari. Olehnya pihak media mengkonfirmasi kepada mereka untuk memastikan polemik yang terjadi tersebut.
Dihubungi terpisah, Direktur PT.Toba Pulp Lestari, Juanda Panjaitan, ketika dikonfirmasi pada Kamis (15/4/2021), tidak menanggapi pertanyaan yang dilontarkan media. Ia hanya menjawab sedang berada didalam pesawat untuk suatu perjalanan.
“Nanti saya telepon balik adinda, sorry lagi mau flight, dan nanti saling telepon saja ya,” tulis Juanda Panjaitan melalui aplikasi WhatsApp.
Tak sampai disitu, terpisah Direktur PT.Toba Pulp Lestari (TPL) Jandres Silalahi, dihubungi Jumat (16/4/2021) lagi-lagi awak media tak memperoleh tanggapan atau jawaban apapun atas konfirmasi yang dikirimkan.
Entah karena sibuk atau ada kegiatan lain, Jandres hanya mengarahkan awak media agar konfirmasi kepada staff bagian humas, Norma Hutajulu di Medan dan Juandri Hutabarat di Kabupaten Toba.
“Selamat pagi Pak, komunikasi dengan Norma Hutajulu saja, dan kalau di Toba ada Juandri Hutabarat Pak,” tulis Jandres Silalahi kepada wartawan lewat aplikasi WhatsApp.
Sumber : sumut.lidik.id