SUMENEP, Jelajahperkara.com Kedatangan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ke Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur disambut dengan gerakan aksi bisu Gerakan Aktivis Mahasiswa Sumenep (GAMS). Rabu, (20/04/2022).

Presiden Jokowi berkunjung ke Kabupaten Sumenep diketahui dalam rangka meresmikan Bandara Trunojoyo Sumenep dan menyerahkan bantuan minyak goreng di pasar Anom dan pasar Bangkal.

Korlap aksi GAMS Yusril Adian saat dikonfirmasi menyatakan, jika kunjungan Presiden Jokowi ke Sumenep tidak diharapkan oleh masyarakat dan mahasiswa karena tidak menjawab kebutuhan Rakyat saat ini.

“Naiknya harga kebutuhan pokok, PPN dan BBM merupakan kebijakan yang tak propoor,” ujarnya.

Adian menambahkan, meski minyak goreng di Sumenep tidak lagi langka, namun harganya dinilai mencekik masyarakat bawah dan Harga minyak goreng yang sangat mahal itu tentu membuat masyarakat mengeluh.

“Saya bung Adian sebagai korlap aksi meminta Presiden RI dengan beberapa hal: Pertama, tolak kenaikan BBM, tolak kenaikan harga bahan pokok, tolak kenaikan PPN karena sangat memberatkan pada ekonomi rakyat,” tegasnya.

Tuntutan kedua, Adian meminta menolak kerusakan alam dan pencemaran lingkungan yang marak di Kabupaten Sumenep. Perusakan lingkungan ini merupakan pelanggaran kepada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Adian juga meminta Jokowi memberi instruksi tegas kepada Pemkab Sumenep agar melarang maraknya tambang lahan Galian C yang tak berizin.

“Masih ada Galian C yang tidak mengantongi izin tapi masih tetap beraktifitas dan pemerintah terkesan membiarkan kerusakan lingkungan ini semakin parah,” paparnya.

Lebih lanjut Adian menjelaskan, pada awal tahun 2021 BPBD menginformasikan banjir melanda Desa Jambu, Kecamatan Lenteng yang disebabkan karena maraknya penambangan Galian C, hutan dan tanah jadi gundul dan air jadi naik.

“Maka, kami meminta Jokowi mendesak pemerintah Kabupaten Sumenep untuk menutup juga pembangunan hotel Myzy disebelah barat terminal yang di bangun di atas tanah serapan air yang melanggar RTRW sehingga menyebabkan banjir,” lanjut Ardian.

Sebagai bentuk kekecewaan dan tidak percaya kepada Jokowi, GAMS melakukan aksi bisu di sejumlah titik, di antaranya jalan utama yang di lintasi Presiden, Pasar Kaju, pasar Anom dan pasar Bangkal.

Adian mengaku sempat dilakukan pencegatan oleh petugas saat melakukan aksi di Pasar Kaju pukul 08.00 wib pagi tadi.

“Tadi kami sempat di cegat oleh petugas, Padahal kami sudah bilang hanya ingin aksi bisu saja,” ungkapnya.

Setelah mahasiswa dicegat, Adian mengaku juga dipaksa menyerahkan alat komunikasi, dan alat peraga aksi oleh beberapa intel dan polisi. Kemudian, pihaknya sempat dipaksa masuk ke sebuah rumah kosong di daerah Marengan dengan alasan yang tidak jelas.

Adian berharap besar kedatangan Presiden Jokowi tidak hanya datang menyerahkan minyak goreng, tetapi memenuhi tuntutan masyarakat dan mahasiswa di Sumenep.

“Kami berharap Jokowi segera memenuhi tuntutan masyarakat dan mahasiswa di kabupaten Sumenep,” tutupnya.