Medan,
Nongkrong di coffee shop, kini menjadi trend bagi berbagai kalangan termasuk millenials. Memang ucapan “ngopi kita” terasa seperti ajakan hal yang biasa, namun ajakan itu terencana untuk melakukan kongkow kongkow atau ngobrol akan sebuah diskusi dan aduan argumen soal ide yang ciamik.

Untuk kenyamanan “ngopi” dimaksud, diperlukan sebuah tempat yang mampu menginspirasi dan membuat betah duduk berlama lama dan itu semua ada didaptkan pada Cefe Mini Legend yang berlokasi di Jalan Matahari I Nomor 145 Blok V Perumnas Helvetia Medan.

Sesuai dengan namanya, sang owner Joko yang akrab disapa Jokin, membangun usaha cafenya dengan konsep klasik kekinian yang menyajikan menu makanan dan minuman yang berciri khas nusantara seperti teh manis panas dingin, aneka juice,  pop ice, nasi goreng sepesial matahari, mie goreng dengan menu andalannya mie sop kampung dan kopi yang rasanya sangat berbeda saat menyeruputnya.

Sejak launching beberapa hari kemarin, para pengunjung yang merasa penasaran terus berdatangan sejak awal buka pukul 10.00 Wib hingga 23.00 Wib hanya untuk menjajal menu yang tersedia di cafe yang hanya satu satunya yang ada di Kota Medan tersebut.

Uniknya, seperti biasa pengunjung yang datang, keesokan harinya akan datang kembali bersama sejumlah temannya bahkan ada juga dengan kekuarganya untuk berlabuh di cafe yang direkomendasikan bagi semua lintas generasi termasuk kaum milenial.

Menurut Jokin, cafe mini Legend nya tidak sama dari kedai-kedai kopi konvensional yang masih ada sampai sekarang ini. Perbedaan yang paling mencolok dari tempat nongkrong itu adalah desain dari tempat itu masing-masing.

” Kalau cafe Legend, memang sengaja saya bangun dengan konsep klasik namun sudah benar-benar mengikuti tren yang ada sekarang, mulai dari desain tempatnya yang bernuansa industrialis, warna-warna fotogenik seperti cokelat, hitam, putih dan sebagainya memang benar-benar merepresentasikan ‘kopi’ itu sendiri,” katanya

Berbagai desain yang mengedepankan estetika inilah yang dijadikan alasan oleh para millennials yang suka nongkrong di tempat ngopi seperti itu. Menurut mereka, dekorasi seperti itu bisa menyegarkan pikiran, bisa memproduksi ide lebih bagus dan banyak, serta yang jelas bisa ‘memberi makan’ buat lini masa media sosial mereka.

Cafe Legend yang dikemas bermottokan persahabatan menjadi persaudaraan itu, juga ikut menggerakan sikap kesosialan dalam eratan tali persaudaraan.

Sekilas Jokin juga menceritakan bahwa ide membangun cafe Legend adalah untuk menyediakan tempat reunian ataupun nostalgia para anggota club sepeda motor
WBC ‘yang berdiri tahun 1986 yang beranggotakan 100-an orang dan VFC (vanquis faction club) yang lahir tahun 1987 dengan 50-an anggota, yang tahun 2021 dilebur menjadi WBC&VFC yang diketuainya dan kini anggota berkembang menjadi sebanyak 170 orang termasuk publiknya.

” Karena itu singgah dan rasakanlah sensasi yang berbeda di Cafe Legend,” ujar Jokin. (AVID)