Sukoharjo — Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dilarikan ke puskesmas setempat lantaran mengalami tanda-tanda keracunan
Mereka diduga keracunan setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Dilansir dari wartakotalive.news. Kamis (16/1/2025).
Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, mengonfirmasi bahwa para siswa tersebut mengalami gejala mual, muntah, dan pusing, namun tidak sampai dirujuk ke rumah sakit.
“Sudah kita tangani, obati, kita observasi hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” jelasnya usai melakukan pemeriksaan.
Dugaan sementara penyebab keracunan ini adalah makanan yang disajikan kurang matang. Kunari menjelaskan bahwa pengelola Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Kodim 0726/Sukoharjo telah mengakui bahwa menu ayam yang disajikan kurang matang.
“Biasanya kalau kurang matang dari bau tidak, kalau dari bentuk tidak juga, istilahnya teksturnya agak gimana gitu, jadi anak langsung mengeluh sakit perut,” paparnya.
NasDem Minta MBG Juga Harus Pertimbangkan Rasa Agar Disukai Anak-anak
Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi bergulir di sejumlah wilayah Indonesia pada 6 Januari 2025.
Meski baru perdana, sejumlah masukan publik banyak menyoroti program unggulan Prabowo-Gibran tersebut.
Anggota Komisi IX F-NasDem DPR RI Irma Suryani Chaniago mengamini masih ada banyak yang harus dievaluasi dalam program makan bergizi gratis.
“Makan bergizi itu kan rata-rata makanan rumah sakit: makanan yang ditimbang, nasinya berapa, sayurnya berapa kecukupan lauknya,” kata Irma melalui keterangannya, Kamis (16/1/25)
“Tetapi, memang saya sampaikan juga ke Badan Gizi Nasional ya ndak bisa begitu juga. Jangan mentang-mentang dianggap makanan bergizi, jangan kemudian rasanya enggak ada,” ucap Irma.
Jika rasa tak dipertimbangkan, maka anak-anak tak mau memakan.
Memang, menurut Irma, rasa itu tetap menjadi kebutuhan.
Irma mengatakan, variasi menu juga harus diperhatikan.
Meski program makan bergizi gratis tak bisa memuaskan semua anak, tetapi setiap anak pasti punya selera yang berbeda-beda.
“Ada anak yang enggak suka tempe tapi dia suka tahu, waktu disiapin tempe dia ndak mau makan, tetapi kan ada yang lain lauknya. Ada yang suka ayam tapi sukanya ikan, kalau di Sumatera Selatan itu kan rata-rata orang lebih suka ikan daripada ayam. Yang begitu-begitu kan harus jadi perhatian,” ungkap dia.
Irma menekankan, makan bergizi gratis bukan makan kenyang.
Persoalan ini juga belum secara terang dijelaskan ke publik.
“Makan kenyang dan makan bergizi itu beda nah ini yang belum tersampaikan ke publik. Ditambah lagi banyak oknum-oknum yang goreng-goreng program ini menjadi enggak jelas,” ucap Irma.
Pemerintah Bakal Datangkan 200 Ribu Sapi Impor
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjelaskan, Presiden RI Prabowo Subianto sebenarnya menginginkan semua anak mendapatkan susu dalam program MBG
Tetapi, produksi susu dalam Negeri belum mencukupi.
Dengan demikian, daripada mengandalkan susu impor pemerintah melakukan substitusi sumber protein susu dengan produk lain.
“Kalau masih impor kita subtitusi dulu sumber protein lain dulu,” ucapnya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2025).
Kemudian Pemerintah kata Sudaryono, secara bertahap mendatangkan sapi hidup dari luar negeri agar produksi susu dalam negeri bisa terus meningkat.
“Sembari kita datangkan sapi hidup supaya bisa produksi dalam negeri,” ucapnya.
Disisi lain, Sudaryono menambahkan jika 2025 ini diharapkan 200 ribu sapi masuk ke Indonesia. Selain dari Australia, sapi didatangkan dari negara lain yang teregistrasi.
“Ini kan PP nya baru beres kita bisa masukin dari beberapa negara tambahan selain Australia dan negara lain yang teregister. Kita tambah dari negara lain,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan saat ini produksi susu yang dihasilkan koperasi Indonesia hanya bisa memenuhi kemampuan suplai 1,3 juta liter per hari.
Dengan demikian kata Budi, artinya baru mencapai 6,5 juta anak per hari.
“Koperasi susu itu identifikasi kita kan ada 1,3 juta liter per hari kemampuan koperasi susu Indonesia,” ucapnya di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Jumat (3/1/2025).
“1,3 juta liter per hari kalau saya katakan satu orang minum susu 200 mili liter, atau 0,5 liter itu berarti kemampuan koperasi kita baru 6,5 juta orang bagi penerima makan bergizi gratis. Jadi perlu ada peningkatan kepasitas,” tambahnya.
Kemudian ia mengatakan, saat ini sudah berkomunikasi dengan Badan Gizi Nasional hanya itu yang bisa disuplai oleh koperasi susu Indonesia.
“Kita sudah komunikasi dengan Kepala BGN bahwa kooperasi siap sekitar 1,3 juta liter terutama Jawa Timur ya. Jawa Timur sudah menghitung itu semua susu Jawa Timur dipakai untuk program Makan Gizi Gratis (MBG) cukup. Cuman kan provinsi lain tidak,” katanya.
Disisi lain, Ia mendapatkan arahan dari Presiden RI Prabowo Subianto, agar program makan bergizi gratis menggunakan bahan baku asli Indonesia.
“Arahan presiden ini harus bahan bakunya dari Indonesia. Dari desa, sehingga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, bukan impor,” tandasnya.
Diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menterinya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (3/1/2025).
Adapun hadir dalam rapat tersebut diantaranya Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding.
Kemudian hadir juga Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, dan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya. (Red)