JELAJAHPERKARA.COM || LABUHAN DELI– Peringatan hari Sumpah Pemuda ke-93 yang jatuh pada Kamis (28/10/21) hari ini, menjadi hari yang istimewa bagi para warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Rutan Kelas I Labuhan Deli.

Suasana sangat meriah penuh keakraban. bersinar jelas dari wajah seluruh pegawai rutan kelas 1 Labuhan deli kepemasyarakatan dan warga binaan yang mengikuti jalannya kegiatan tersebut. Puncak peringatan pada siang itu dimeriahkan dengan penampilan drama kolosal, tari jaran, tor-tor dan juga band yang dibawakan oleh Sanggar Seni Rutan Labuhan Deli dibawah pimpinan Nimrot Sihotang, SH.MH Kepala Rutan Lab.Deli yang berkolaborasi dengan kelompok seni Press Art Medan.

Warga binaan dan pegawai rutan terlihat sangat antusias menikmati persembahan seni pada siang itu. Ditengah persembahan tari dan alunan musik tradisional, dengan spontan Nimrot Sihotang, SH. MH Karutan Lab.Deli ikut bergabung dan menari bersama para seniman. Sorak sorai dan riuh tepuk tangan para warga binaan pun lepas disaat menyaksikan Karutan Labuhan Deli yang ikut menari bersama.

Nimrot Sihotang, SH.MH mengatakan bahwa peringatan hari sumpah pemuda yang mereka gelar tersebut. merupakan sebuah bentuk implementasi dari makna sumpah pemuda yang menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman. Pagelaran seni budaya yang ditampilkan pada kegiatan tersebut merupakan sebuah upaya relaksasi mental positif terhadap warga binaan.
“Peringatan Sumpah Pemuda hari ini, sengaja kami design dengan pementasan seni budaya dengan tujuan untuk mengingatkan WBP dan kita semua, bahwa kita adalah pemuda Indonesia yang berbudaya.

Seluruh pemeran dan penari yang ditampilkan tadi, adalah warga binaan yang selama ini telah mendapat pelatihan, sehingga hasilnya cukup baik dan memuaskan, meski ini baru pertama sekali kami lakukan. Saya mengucapkan terimakasih kepada jajaran petugas dan seluruh WBP yang telah ikut berperan serta dalam mensukseskan kegiatan ini, mudah-mudahan kedepan akan lebih baik”, jelasnya.

“Terkait bidang seni, saat ini, ada warga binaan kita yang sedang mengikuti pertandingan seni ditingkat Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Yayasan Moralitas Indonesia. Mereka sedang bertanding di nomor empat besar dan kita berharap mereka akan sukses memenangkan pertandingan. Kebetulan rutan ini adalah salah satu UPT dibawah pembinaan Yayasan Moralitas Indonesia, sehingga warga binaan kita mendapatkan kesempatan untuk bertanding di event tersebut’, tambahnya.

Saat disinggung tentang masalah kebersamaan dan keakraban antara petugas dan warga binaan yang terpantau oleh awak media ini di rutan tersebut, Nimrot Sihotang pun menjawab “Saya melayani mereka dengan cara yang humanis dan penuh perhatian, namun saya tetap berpegang teguh pada SOP dan juknis yang dikeluarkan oleh kementerian. Saya berpegang pada semboyan PASTI yang berarti Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif dalam mejalankan tugas saya sebagai Karutan. Jika saya gak humanis dan kurang perhatian, maka akan berdampak buruk pada keberlangsungan operasional rutan yang dihuni oleh 1700 orang lebih tahanan, dengan petugas yang hanya berjumlah 107 orang”.

Kita harus memahami Resolusi Pemasyarakatan Tahun 2020 yang salah satu pointnya menyebutkan agar dibentuknya kelompok masyarakat peduli pemasyarakatan. Mengapa, sebab kita ingin semua WBP yang keluar dari sini, akan menjadi masyarakat yang memiliki keterampilan, berdaya saing dalam usaha, menjadi warga negara Indonesia yang taat pada hukum dan beradab.

“Resolusi tersebut bertujuan untuk meredam dan menekan angka kriminalitas yang dilakukan oleh mantan napi, untuk itu saya selalu berupaya mencari dan membuka lapangan pekerjaan bagi mantan warga binaan. Saat ini kami memiliki 9 hektate kebun jagung yang dikelola oleh mantan warga binaan.

Ada perbengkelan, ada pusat kerajinan dan lain sebagainya. Semua itu adalah inovasi yang saya kembangkan sebagai sarana pembinaan dan bimbingan bagi mereka para mantan WBP”, tutupnya.

Yang hadir di acara tersebut: Nimrot Sihotang,SH.MH bersama staf dan Kepala Pengamanan.

(Indra)