Tembilahan, Riau – Mengutip pernyataan Kabid penindakan dan penyidikan (P2) kanwil Riau dan Sumatera Barat Ditjen bea dan cukai kementerian keuangan Abdul Karim pada sebuah berita media online (1/8/2016) “pelabuhan tikus banyak di Tembilahan lebih dari 100. Pantai Timur Sumatera berpotensi menjadi pelabuhan tikus. Kemungkinan masuk (barang_red) illegal besar.”

Hal inilah yang mendasarkan team investigasi dari awak media jelajah perkara terjun ke lapangan di Tembilahan-Inhil. Dari data yang diperoleh hasil pemantauan dan observasi lingkungan baik kepada nelayan maupun kepada para penumpang-penumpang dipertanyakan di mana sajakah titik lokasi pelabuhan tikus yang ada di Tembilahan. Ternyata data yang diperoleh justru lebih mengejutkan dan mengherankan.

Kepala KSOP UPP Tembilahan Cakra Andreas Situmeang dan juga Jovana Putra selaku KPLP UPP Tembilahan saat dikonfirmasi dan diklarifikasi terkait wilayah kerja Kepala Kantor Syahbandar yahbandar Otoritas Pelabuhan Tembilahan diam seribu bahasa Tampa mau menjawab dan melakukan klarifikasi atas pertanyaan dari awak media Jelajah Perkara.

“Begitulah bang kapasitas, kuantitas dan kwalitas sumber daya manusia di KSOP UPP Tembilahan, mereka seperti ketakutan yang paranoid apabila berhadapan dengan wartawan, apalagi notabene media jelajah perkara ini dikenal dan terkenal keras dan pedas beritanya, cobalah ikut serta bermitra dan bekerjasama dengan KSOP OPP Tembilahan tersebut, justru pandangan mereka kepada oknum wartawan yang menjadi relasinya seperti pembantu yang bisa diperbudaknya, ratusan pelabuhan illegal di wilayah kerja KSOP UPP TEMBILAHAN sudah rahasia umum di Tembilahan itu”.ungkap Narasumber Handri dari NGO International The Pew Charitable Trust sambil tertawa mendengar laporan dari awak media Jelajah Perkara terkait Kepala KSOP Tembilahan yang tidak menjawab konfirmasi dan klarifikasi dari Media Jelajah Perkara.

(Redi Saputra)