BINJAI – JELAJAHPERKARA.COM

Masyarakat Binjai diharapkan untuk lebih berhati-hati ketika mengisi minyak di SPBU Tanah Tinggi, KP Kuliner Binjai dengan nomor SPBU 14.207.166. Hal ini dikarenakan telah terjadi kecurangan dalam pengisian bahan bakar minyak jenis Pertalite pada hari Sabtu, 2 November 2024. Kasus ini perlu diperhatikan warga agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan pengguna tetap mendapatkan hak yang semestinya.

Pada saat itu, warga Kota Medan yang kebetulan sedang berada di Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara, menjelaskan dengan rinci kepada para jurnalis dari media Jelajah Perkara mengenai kejadian yang baru saja mereka alami.

Pada waktu itu, saya sedang berada di Kota Binjai, tepatnya di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta No.55a, Tanah Tinggi, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara, Indonesia. Saya berada di sana untuk mengisi bahan bakar jenis Pertalite ke dalam kendaraan saya.

Karena minyak saya sudah berada di seperempat garis dan ingin menambah minyak sambil dalam perjalanan kembali ke Medan, saya mengisi minyak sebesar 100 ribu. Namun, ketika saya melihat indikator minyak, tidak ada peningkatan sama sekali. Saya berpikir mungkin harus menunggu sebentar lagi.

Saya berjalan sekitar 4 kilometer dari SPBU tersebut, dan saya melihat bahwa memang benar-benar tidak ada peningkatan pada volume minyak tersebut.

Saya berusaha memarkir mobil sambil merenung apakah benar bahwa pom bensin seindah itu berbuat curang dalam pengisian BBM di mobil saya.

Saya pun kembali dan menemui satpam SPBU tersebut, seraya menanyakan keberadaan pengawas SPBU tersebut.

Satpam tersebut memanggil pengawas SPBU yang bernama Samosir.

Samosir, yang memperkenalkan dirinya sebagai pengawas SPBU, bertanya bagaimana ia dapat membantu saya.

Saya menjelaskan kepadanya bahwa saya mengisi BBM di SPBU ini, namun mengapa indikator bahan bakar saya tidak bertambah. Dia bertanya jam berapa saya mengisi BBM, dan saya katakan baru saja 15 menit yang lalu.

Saya meminta tanda terima pengisian BBM di SPBU ini kepada Samosir, pengawas pom bensin tersebut.

Samosir pun memasuki ruangan sambil membawa kertas cetak dari kantornya dan dua struk pengisian pada waktu yang telah saya sebutkan kepadanya. “Yang mana milik abang?” tanya Samosir kepada saya. Saya menjawab, “Mana saya tahu, Bang.” Saya hanya bertanya kepada Samosir mengapa indikator bahan bakar mobil saya tidak naik sedikit pun.

Ketika saya bertanya kepada Samosir, dia menjawab bahwa mungkin amper BBM saya rusak. Padahal, mobil saya adalah keluaran tahun 2017. Kemudian, seorang pengawas SPBU berdalih bahwa mereka telah melakukan pengisian BBM dengan benar.

Samosir pun kembali bertanya kepada saya apakah petugas SPBU tersebut sempat mengatakan kepada abang untuk memulai pengisian BBM dari nol saat mengisi bahan bakar di mobil abang.

Saya katakan ada, Bang.

Samosir kembali mengatakan kepada saya bahwa layanannya sudah benar, Bang.

Saya katakan kepada Samosir bahwa itu tidak menyelesaikan masalah karena BBM di mobil saya tidak meningkatkan indikator bahan bakarnya.

Saya mulai curiga dengan SPBU ini karena ketika saya mendatangi operator yang mengisi BBM di mobil saya dan menanyakan struk pengisian BBM, dia menjawab bahwa struk tersebut tidak ada, tertimpa, bang.

Oleh karena itu, saya mengharapkan pihak Polda Sumatera Utara dan Satgas Migas untuk segera melakukan penyelidikan di SPBU tersebut guna memastikan apakah SPBU tersebut benar-benar terlibat dalam praktik curang. Kepada masyarakat Binjai, saya mohon untuk tidak mengisi BBM di SPBU tersebut karena meskipun tampak cantik dan rapi, kita harus waspada terhadap kemungkinan adanya kecurangan dalam proses pengisian BBM di sana.(Red)