Palembang,- Pemberdaya obyek wisata yang terdapat di Sumatera Selatan, tak hanya retorika semata. Karena itu Ketua Forum Palembang Bangkit Sumatera Selatan (FPB Sumsel) Idham Rianom turun menelusuri sejumlah titik kawasan wisata di Sungai Musi (Widuri Susi).
Ketua FPB Sumsel Idham Rianom, mengatakan untuk mengetahui kawasan wisata memang harus ditelusuri di lapangan.
“Dengan menelusuri tempat-tempat yang ada kawasan potensial wisatanya, maka akan kita tandai dan kita kembangkan. Dengan memberdayakan potensi yang ada, Insya Allah, di saat mendatang dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah,” ujar Idham Rianom didampingi penasihat FPB Sumsel, Prof Dr Faisol Burlian SH, MSi, Drs H Yunani Abuhasan, Sekretaris FPB Sumsel Idham Abubakar, dan Ketua Satgas, Ali Akbar, Senin (18/7/2022).
Menurut Idham, setelah dilakukan peninjauan cermat, terdapat beberapa lokasi yang bisa diberdayakan agar bisa dikelola pemerintah secara profesional.
Dengan demikian, kata Idham, lokasi-lokasi itu akan dikunjungi para wisawatan. “Dengan dikelola secara profesional, akan bisa mendatangkan pemasukan bagi keuangan daerah,” ujar Idham.
Dari hasil pemantauan di lapangan, tambah Idham, ada beberapa titik kawasan yang sangat potensial untuk digarap sesuai peruntukannya.
“Misalnya kawasan bawah jembatan Ampera yang diisi para pedagang kuliner. Jika ditata secara profesional, suasana di kawasan itu akan menjadi lebih menarik para pengunjung,” katanya.
Misalnya mempercantik suasana lingkungannya, agar terlihat indah, bersih, dan menggairahkan pengunjung untuk menikmati suasana kuliner di sana.
Tak hanya berdagang nasi, katanya, situasinya harus dilengkapi dengan makanan khas Palembang. Misalnya penpek, tekwan, model, atau makanan yang menarik lainnya.
“Misalnya kue maksubah, kue lapan jam, kue-kue lain yang merangsang selera makan. Bahkan kue-kue yang jarang terlihat lagi” ujarnya.
Selain itu, ada beberapa kawasan di seberang ulu seperti kawasan “Lorong.Kapitan”. Meski sudsh dibangun, harusnya lebih diintensifkan dengan cara “menjualnya” ke luar. Caranya?
“Yah, bikin iklan secara terbuka sehingga orang-orang luar akan melakukan lancongan bahari ke kawasan Sungai Musi,” tukas Idham.
Dalam kaitan itu, katanya, kawasan yang menjadi tanda wisata profesional itu memang perlu dibangun lebih menarik, dengan disertai informasi ke dunia luar yang menarik pula.
Idham mengatakan, sebenarnya masih ada beberapa titik wilayah yang perlu dikembangkan bagi tujuan wisata. “Namun perlu kita lakukan secara bertahap,” tukas Idham.
Program yang dilakukan itu, kata Idham, merupakan aktivitas penelusuran objek wisata Sungai Musi (Widuri Susi).
Ketua FPB Sumsel itu yakin, dengan digarap secara profesional, titik-titik wisata itu akan mendatangkan pemasukan bagi pendapatan asli daerah (PAD) bagi Sumsel.
Sementara itu, pengamat sosial budaya dan pariwisata daerah, Dr Drs Tarech Rasyid MSi, mengatakan penelusuran obyek wisata (Widuri Susi) itu perlu didukung pemerintah secara maksimal.
Apalagi tujuannya untuk mengkontribusikan PAD, kata Tarech, harusnya pemerintah perlu menanggapi itu.
“Memang tak banyak masyarakat yang memiliki ide-ide cerdas seperti yang dilakukan ketua FPB Sunsel tersebut. Apalagi yang dilakukan Pak Idham itu tak sekadar wacana. Ini sangat cerdas,” ujar Tarech.
Selama ini, kawasan Jalan Kapiten sedah lama dilakukan pengembangan kewisataan. Tapi hingga kini keadaannya tidak banyak perkebangan. “Bahkan pengunjung luar jarang mendatangi wilayah itu. Makanya apa yang dikatakan ketua FPB Sumsel itu perlu mendapat respons pemerintah,” ujar Tarech.
Selain itu, katanya, pemerintah perlu mengajak berbagai pihak, misalnya pemangku adat, agar setiap hari yang ditentukan dilakukan kegiatan adat di kawasan-kawasan yang sudah dikatakan ketua FPB Sumsel tersebut.
Saiain itu, libatkan juga para seniman. Bangun arena pementasan dan tampilkan beragam kesenian yang bisa menarik hati para pelancong.
“Seperti kawasan wisata di Sungai Patthaya, Bangkok, misalnya. Di sana, para tetua adat dan seniman begitu berperan, sehingga di kawasan sungai itu ramai, meriah, dan menarik dikunjungi wisaawan mancanegara,” ujar Tarech.
Jadi, katanya, untuk membangun image kepariwisataan Sungai Musi memang perlu dilakukan secara bersama. Artinya, selain pemerintah, tokoh adat, dan para seniman harus bekerjasama. ( Ocha)