👁️ Dilihat: 297.773 kali

 

 

Lampung Tengah  — Di sebuah ruang pelantikan yang khidmat namun penuh harapan, senyum dan tepuk tangan menyambut satu momen penting bagi dunia olahraga wanita di Lampung Tengah. Ni Ketut Dewi Nadi, S.T. secara resmi dilantik sebagai Ketua Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI) Kabupaten Lampung Tengah untuk masa bakti 2025–2029, menggantikan kepengurusan sebelumnya. Selasa, 30/09/2025.

 

Acara yang digelar di Bandar Lampung ini dipandu langsung oleh Ketua PERWOSI Provinsi Lampung, Ny. Irene Fransisca Girl, menghadirkan tokoh-tokoh penting seperti Wakil Gubernur Lampung, dr. Jihan Nurlela, dan Wakil Bupati Lampung Tengah, I Komang Koheri, yang turut memberi ucapan selamat dan dorongan kepada kepengurusan baru.

 

 

 

“Ini Bukan Sekadar Jabatan—Ini Amanah dari Perempuan Untuk Semua”

 

Setelah pengucapan sumpah dan penyerahan simbol-simbol kepemimpinan, Ni Ketut Dewi mengungkapkan kegembiraan sekaligus rasa syukur:

“Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan ini. Saya siap menjalankan amanah ini untuk memajukan olahraga perempuan di Kabupaten Lampung Tengah.”

 

Kata-kata itu datang dari seorang istri, ibu, dan figur perempuan yang sudah akrab dengan panggung layanan masyarakat. Sebagai Ketua I TP PKK Kabupaten Lampung Tengah sebelumnya, Ia telah dikenal dekat dengan masyarakat, memiliki pengalaman dalam program-program pemberdayaan perempuan, dan kini menambahkan peran baru sebagai pengarah olahraga wanita di daerahnya.

 

Dengan nada ramah, ia mengajak seluruh perempuan Lampung Tengah untuk bergandeng tangan:

“Bukan hanya sekadar prestasi olahraga. Kita ingin menguatkan tubuh, mental, dan kebersamaan perempuan di kampung-kampung dan pelosok.”

 

Harapan dari Pimpinan Daerah: Perempuan Olahraga, Perempuan Inspiratif

 

Ketika Ibu Irene Fransisca Girl mengukuhkan kepengurusan baru, ia menyampaikan pesan kuat:

“Semoga Ketua PERWOSI yang baru dilantik bisa menjadi garda terdepan dalam memajukan olahraga wanita — bukan hanya prestasi, tetapi juga kesehatan dan pemberdayaan perempuan”, katanya.

 

Sementara itu, Wakil Gubernur Lampung, dr. Jihan Nurlela, memberi semangat bahwa olahraga perempuan punya makna lebih luas:

“Perempuan bisa menjadi juara, menjadi inspirasi, dan pionir perubahan. Saya harap PERWOSI menjadi motor penggerak dalam membangun semangat sportivitas, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan di Lampung.”

 

Kata-kata itu membuka ruang diskusi tentang bagaimana olahraga dapat menjadi salah satu medium perubahan sosial: tidak sekadar tentang medali atau kompetisi, tetapi juga kesejahteraan, kepercayaan diri, dan ikatan komunitas bagi perempuan di Lampung Tengah.

 

Jalan ke Depan: Mimpi, Tantangan, dan Dukungan Bersama

 

Menjadi Ketua PERWOSI bukan hal ringan. Tantangan seperti minimnya akses fasilitas olahraga di desa, anggaran terbatas, dan kesenjangan pemahaman akan pentingnya olahraga perempuan harus segera didekati dengan strategi kreatif dan kolaboratif. Namun, niat tulus Ni Ketut Dewi didukung oleh jaringan pemerintah daerah dan organisasi perempuan menjadi modal awal yang kuat.

 

Beberapa langkah yang kemungkinan akan dijalankan, antara lain:

 

Pelatihan olahraga di tingkat kecamatan dan desa untuk anak perempuan, remaja, hingga ibu-ibu.

 

Sinergi dengan sekolah, puskesmas, dan organisasi wanita agar olahraga menjadi bagian dari gaya hidup sehat perempuan.

 

Program “Wanita Sehat, Desa Kuat” — mengaitkan olahraga, nutrisi, dan aktivitas komunitas perempuan.

 

Kompetisi olahraga antarkampung yang memberi ruang bagi talenta perempuan berbakat di luar kota.

 

Ketika kepengurusan baru merancang program-program tersebut, yang paling penting adalah bahwa perempuan Lampung Tengah merasa didengarkan, diajak, dan dihargai — bukan sekadar dijadikan objek program.

 

Penutup

Pelantikan Ni Ketut Dewi Nadi sebagai Ketua PERWOSI Lampung Tengah bukan hanya seremoni formal. Ia adalah simbol kepercayaan, harapan, dan panggilan agar olahraga perempuan menjadi bagian integral dari pembangunan kualitas hidup masyarakat. Semoga langkahnya tidak hanya tercatat di berkas organisasi, tetapi terasa nyata di lapangan – di tangan para perempuan yang ingin berlari, melompat, dan tumbuh lebih kuat setiap hari.