๐Ÿ‘๏ธ Dilihat: 287.425 kali

Cilacap, Jawa Tengah- 5 Oktober 2025-Dalam rangka mendukung visi besar Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemandirian pangan dan industrialisasi nasional, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) di bawah kepemimpinan Jenderal (Purn) Agus Andrianto terus melakukan transformasi terhadap Pulau Nusakambangan menjadi pusat pangan dan industri produktif berbasis pembinaan warga binaan pemasyarakatan.

Transformasi ini menjadi wujud nyata dari arah kebijakan pemerintah di bidang ketahanan pangan, ekonomi hijau, dan pemberdayaan sumber daya manusia, yang melibatkan langsung warga binaan dalam kegiatan produktif dan berkelanjutan.

Pulau Nusakambangan kini tengah dikembangkan menjadi kawasan terpadu yang meliputi sektor pertanian, peternakan, perkebunan, pengolahan limbah, serta industri konveksi dan kreatif.

Berbagai kegiatan pembinaan dilakukan dengan pendampingan tenaga ahli dan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap serta sejumlah mitra strategis.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pembangunan nasional harus melibatkan seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali.

โ€œKemandirian pangan adalah kunci kedaulatan bangsa.

Saya mengapresiasi langkah Kemenkumham yang menjadikan Nusakambangan bukan hanya simbol pemasyarakatan, tetapi juga pusat produktivitas dan kemandirian ekonomi,โ€ ujar Presiden Prabowo dalam arahannya di Jakarta.

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Jenderal (Purn) Agus Andrianto menegaskan bahwa transformasi Nusakambangan merupakan bagian dari reformasi besar sistem pemasyarakatan Indonesia.

โ€œKami ingin setiap lembaga pemasyarakatan menjadi tempat pembinaan yang nyata, bukan hanya tempat menjalani hukuman. Melalui kerja, pelatihan, dan produktivitas, warga binaan bisa menjadi bagian dari pembangunan nasional,โ€ tutur Menteri Agus Andrianto.

Hingga saat ini, Nusakambangan telah mengembangkan:

Peternakan ayam petelur dengan produksi ribuan butir per hari,

Unit konveksi dengan lebih dari 130 mesin jahit dan 75 warga binaan aktif,

Perkebunan kelapa dan hortikultura di lahan ratusan hektare, serta

Fasilitas pengolahan sampah terpadu berkapasitas hingga 10 ton per jam.

Dengan potensi lahan dan sumber daya manusia yang besar, Nusakambangan diharapkan menjadi ikon baru Lapas Produktif Nasional, yang menggabungkan unsur pembinaan, pendidikan, dan produksi berkelanjutan.

Transformasi ini mencerminkan semangat baru bahwa pemasyarakatan bukan sekadar tentang hukuman, tetapi tentang membangun manusia dan memberi kontribusi bagi bangsa.

(Indra/red)